Seperti saya tulis di post sebelumnya, dunia usaha bukan sorga tempat para pengusaha bisa enak-enak santai sambil mengeruk harta berlimpah. Bagi orang yang tidak bisa menempatkan diri dengan baik, menjadi pengusaha tidak beda jauh dengan nyicil masuk neraka.
Bayangkan saja, setiap menjelang akhir bulan, ketika setiap orang mulai menghitung hari, nunggu gajian, saya malah harus mulai menyiapkan dana, supaya hari gajian tidak molor. Berani molor tanpa alasan jelas, karyawan yang ketika melamar kerja datang sampai terbongkok-bongkok seketika bisa jadi galak.
Puasa adalah bulan penuh barokah, tapi tidak semua pengusaha bisa merasakan berkahnya ramadhan. Sebagian besar justru terbelenggu oleh kewajiban menyediakan THR dan budaya bagi-bagi parcel, sehingga ibadah menjadi tidak nyaman lagi dikerjakan.
Empat hari menjelang lebaran saya mampir ke kantor teman. Di front office yang megah nan asri itu saya dapati semrawut penuh ketegangan. Beberapa orang, dengan sikap kasar meracau tidak karuan sampai muncrat-muncrat menciptakan hujan lokal. Bahkan ada yang main gebrak meja.
Saya pikir ada latihan operet lebaran, ternyata rombongan penagih utang sedang in action. Tuan rumah, yang dua hari sebelumnya wanti-wanti supaya saya tidak telat, justru tidak kelihatan batang hidungnya – apalagi batang yang lain. Saya buru ke rumah, juga tidak ada. Sampai lebaran lewatpun tetap tidak ketemu.
Sebulan berikutnya, ketika tanpa sengaja ketemu di Malioboro Mall, sementara teman saya kelincutan berusaha menghindar, anak bungsunya kelepasan bicara, cerita waktu libur lebaran ke Singapura.
Wooooo, dasar pengusaha sontoloyo. Sudah ngemplang utang, anak buah dibiarkan menghadapi teror debt collector, THR belum dibayar, sementara dianya malah enak-enak plesiran ke luar negeri.
Pengusaha model seperti itu banyak saya jumpai. Penampilan sehari-hari selalu keren, kantor megah, kendaraan mewah, tapi giliran ditagih, kalau bukan ngeles atau ngacir, malah ngamuk duluan.
Jadi, kalau Anda menjadi pengusaha hanya karena tidak mau diperintah, sekedar pengin bebas merdeka, dan pengin cepat kaya dengan cara gampang. Lupakan saja. Menjadi pengusaha bukan jalan pintas menjadi kaya. Buat orang yang cuma pengin enak, dunia usaha bahkan bisa lebih membuat sengsara ketimbang over dosis obat pencahar.
PREV - YANG SERING DILUPAKAN - NEXT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar