Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Terimakasih sudah berkunjung di blog saya.

Berhubung blog Small Is Powerfull salah oprek dan sampai hari ini belum bisa diselamatkan, maka saya memutuskan untuk bedhol blog. Sebagian besar post berhasil saya pindah, tinggal beberapa yang agak berantakan belum sempat diperbaiki. Kalau mau keren, saya bisa bilang belum punya waktu. Tapi kalau mau jujur, terpaksa saya harus ngaku, malas.

Karena sudah ada pengunjung yang kecewa, sekali lagi perlu saya sampaikan bahwa ini bukan blog motivasi atau tentang kiat sukses. Semua adalah pengalaman pribadi. Apakah yang saya alami konyol, katrok, sesuai dengan teori atau tidak, bagi saya tidak penting. Realitanya seperti itulah yang terjadi.

Seandainya ada pemula yang kemudian menjadi keder setelah membaca blog ini, saya cuma bisa minta maaf – Memangnya kalau minta duit ada yang mau kasih? Tapi kalau memang sudah niat jadi pengusaha, sebaiknya jangan membiasakan diri gampang keder.

Setiap orang punya jalan hidupnya sendiri. Ada yang ketemu jalan mulus, baru mulai langsung sukses. Tapi ada pula yang kebagian jalur off road sehingga bisa punya cerita seru seperti saya..



POST TERAKHIR

23 Januari 2009

MULAI DARI RUMAH

Sebenarnya, mengawali bisnis dari rumah gak beda jauh dari yang punya outlet di tempat strategis. Walaupun tempat usaha punya pengaruh tapi menurut saya tidak signifikan.

Buktinya, banyak bisnis yang nongkrong di tempat-tempat seperti itu yang ambruk sebelum mencapai seumur jagung. Di Jogja ada beberapa pertokoan yang berada di tempat strategis bahkan tidak laku sama sekali. Pengusaha yang membuka lapak di sana harus gigit jari lantaran pengunjungnya terlalu sedikit.

Salah satu diantaranya adalah pertokoan Reksonegaran. Pada waktu masih menjadi pasar becek, selalu ramai dikunjungi konsumen. Kios-kios yang terletak di luar bahkan buka sampai malam dan selalu laris. Tapi setelah beberapakali renovasi, dan diubah menjadi pertokoan yang bersih, sampai hari ini tetap bersih dari pengunjung.

Adapula S***** Square yang kemudian malah ribut dengan penghuninya. Penyebabnya juga sama, sepi pengunjung. Begitu pula dengan grosir handphone dan komputer yang menempati bekas Gelael Adisucipto. Walaupun kondisinya lebih bagus, ada pembeli yang datang, tapi banyaknya penyewa yang kemudian tutup menunjukkan bahwa berniaga di tempat itu tidak memberi keuntungan yang memadai.

Sebaliknya, beberapa lokasi yang secara ukuran bisnis dianggap tidak strategis malah bisa membuat bisnis berkembang. Warung mbok Geneng terletak “nylempit” di gang kampung, tapi dikunjungi oleh orang-orang yang rela menempuh jarak jauh, nanggung resiko sulit parkir, ditambah lagi kalau apes masih harus ngantre sekedar untuk makan gudeg atau lele mangut yang sebenarnya bisa ditemukan di tempat lain.

Bisnis saya juga bermula dari emperan rumah. Yang terbukti luar biasa adalah Apple. Bisnis IT dengan logo apel krowak itu juga diawali dari garasi. Jadi, lupakan tempat darimana Anda akan mengawali bisnis. Fokus saja pada bisnis itu sendiri.

Walaupun begitu, ada satu hal penting yang harus di perhatikan bila mengawali bisnis dari rumah, yaitu jam kerja.

Orang bilang, menjadi pengusaha ibarat menikah dengan pekerjaan. Kadang bahkan istri resmi dinomer duakan demi pekerjaan. Tapi sebaiknya tidak perlu sampai seperti itu. Sesibuk apapun, tetap ada sisi kehidupan yang harus kita lindungi dari gangguan pekerjaan. Oleh sebab itu, tetapkan jam kerja utama, dimana pekerjaan memang menjadi prioritas utama. Entah eight to four atau nine to five, harus ada.

Selain untuk melindungi segala kepentingan supaya tidak saling bertabrakan, jam kerja utama penting untuk membiasakan disiplin. Kebiasaan orang yang bekerja di rumah, antara jam kerja dengan waktu tidur dan kelayapan sering kacau. Pada saat seharusnya kerja malah molor, sementara giliran harus istirahat masih kelayapan kesana kemari. Kalaupun melek di rumah, bukannya kerja tapi lebih banyak nongkrong di depan TV.

Disiplin adalah kunci utama keberhasilan. Jangan biarkan suasana rumah membuat Anda tidak disiplin.


PREV - MENGAWALI BISNIS - NEXT

MULAI DARI MANA SAJA


Beberapa hari yang lalu ada teman pensiunan bertanya, bagaimana cara mengawali bisnis dari rumah? Sebelum menjawab saya ganti bertanya, memangnya apa beda mengawali bisnis dari rumah, kakilima, kuburan atau kolong jembatan? Teman saya malah bingung.

Menurut saya, dua tempat yang sebaiknya tidak dipakai untuk mengawali bisnis cuma WC dan kamarmandi umum. Alasannya sepele, di sanalah satu-satunya tempat di mana ketenangan tidak pernah ada.

Bagaimana mau tenang kalau setiapkali ada yang mau pakai kita harus menyingkir keluar?

Semua tempat, kecuali yang dua itu, bisa digunakan untuk mengawali bisnis, karena bukan tempat untuk mulai yang menentukan bisnis bakal berhasil atau gagal, melainkan sikap mental orang yang menjalankan bisnis.

Saya mengawali bisnis beras dari emperan rumah karena harus kucing-kucingan dengan ayah yang tidak setuju saya sekolah nyambi jualan. Bisnis sarang burung walet saya mulai dari beranda rumah teman, tempat saya mengumpulkan remah-remah sarang walet untuk kemudian saya jual. Rental mobil saya lebih ngenes lagi, diawali dari ruang tamu, tapi nebeng di rumah orang.

Tidak masalah kita mengawali bisnis dari mana saja, tapi ada beberapa hal yang tidak boleh dilupakan oleh para pemula, supaya benih bisnis yang ditanam tidak layu sebelum berkembang atau malah langsung nyungsep pada langkah pertama.


  1. Niat dan keinginan saja tidak cukup. Bahkan semangat yang membarapun kadang masih kurang.
  2. Jangan pernah berani bermimpi mengawali bisnis tanpa modal sepeserpun. Pada saat mengumpulkan remah-remah sarang burung walet, saya memang tidak keluar duit, tapi tetap butuh modal, yaitu teman-teman yang mengijinkan saya memulung remah-remah dari ruang kerja mereka. Seandainya saya tidak punya modal berupa teman yang rela ruang kerjanya saya obok-obok, apakah Anda pikir saya bisa mengawali bisnis sarang burung walet?
  3. Jangan pula berani bermimpi bisa kerja enteng tapi cepat kaya. Bisnis adalah tempat di mana orang-orang harus menanam investasi terlebih dahulu, entah berwujud uang, skill, muka tembok atau apa saja sebagai modal awal, Setelah itu harus bekerja, nantang resiko dan mengatasi kesulitan, supaya investasinya membuahkan hasil, sambil berharap-harap cemas .......... semoga berhasil.
  4. Resiko gagal selalu ada, tapi jangan pernah mau kompromi dengan resiko semacam itu. Sekali kaki melangkah, pilihannya cuma satu, harus berhasil. Dua, tiga atau seratus kali terjerembab adalah hal biasa, tapi jangan digunakan sebagai alasan untuk berhenti ditengah jalan.
  5. Walaupun tergetnya harus berhasil, tapi bukan berarti terus maju melabrak segala rintangan. Adakalanya harus mengambil jalan memutar, sedikit mundur, atau bahkan mengambil jeda beberapa saat, menanti saat yang tepat untuk kembali fight.
  6. Bisnis berada dalam area “abu-abu”, dimana kiat sukses hari ini bisa menjadi bumerang dikemudian hari. Selain ketidak pastian, tidak ada yang langgeng dalam bisnis. Jadi, belajarlah bijaksana dan melatih intuisi untuk menghadapi segala ketidak pastian.



PREV - MENGAWALI BISNIS - NEXT

MULAI DARI RUMAH

Sebenarnya, mengawali bisnis dari rumah gak beda jauh dari yang punya outlet di tempat strategis. Walaupun tempat usaha punya pengaruh tapi menurut saya tidak signifikan.

Buktinya, banyak bisnis yang nongkrong di tempat-tempat seperti itu yang ambruk sebelum mencapai seumur jagung. Di Jogja ada beberapa pertokoan yang berada di tempat strategis bahkan tidak laku sama sekali. Pengusaha yang membuka lapak di sana harus gigit jari lantaran pengunjungnya terlalu sedikit.

Salah satu diantaranya adalah pertokoan Reksonegaran. Pada waktu masih menjadi pasar becek, selalu ramai dikunjungi konsumen. Kios-kios yang terletak di luar bahkan buka sampai malam dan selalu laris. Tapi setelah beberapakali renovasi, dan diubah menjadi pertokoan yang bersih, sampai hari ini tetap bersih dari pengunjung.

Adapula S***** Square yang kemudian malah ribut dengan penghuninya. Penyebabnya juga sama, sepi pengunjung. Begitu pula dengan grosir handphone dan komputer yang menempati bekas Gelael Adisucipto. Walaupun kondisinya lebih bagus, ada pembeli yang datang, tapi banyaknya penyewa yang kemudian tutup menunjukkan bahwa berniaga di tempat itu tidak memberi keuntungan yang memadai.

Sebaliknya, beberapa lokasi yang secara ukuran bisnis dianggap tidak strategis malah bisa membuat bisnis berkembang. Warung mbok Geneng terletak “nylempit” di gang kampung, tapi dikunjungi oleh orang-orang yang rela menempuh jarak jauh, nanggung resiko sulit parkir, ditambah lagi kalau apes masih harus ngantre sekedar untuk makan gudeg atau lele mangut yang sebenarnya bisa ditemukan di tempat lain.

Bisnis saya juga bermula dari emperan rumah. Yang terbukti luar biasa adalah Apple. Bisnis IT dengan logo apel krowak itu juga diawali dari garasi. Jadi, lupakan tempat darimana Anda akan mengawali bisnis. Fokus saja pada bisnis itu sendiri.

Walaupun begitu, ada satu hal penting yang harus di perhatikan bila mengawali bisnis dari rumah, yaitu jam kerja.

Orang bilang, menjadi pengusaha ibarat menikah dengan pekerjaan. Kadang bahkan istri resmi dinomer duakan demi pekerjaan. Tapi sebaiknya tidak perlu sampai seperti itu. Sesibuk apapun, tetap ada sisi kehidupan yang harus kita lindungi dari gangguan pekerjaan. Oleh sebab itu, tetapkan jam kerja utama, dimana pekerjaan memang menjadi prioritas utama. Entah eight to four atau nine to five, harus ada.

Selain untuk melindungi segala kepentingan supaya tidak saling bertabrakan, jam kerja utama penting untuk membiasakan disiplin. Kebiasaan orang yang bekerja di rumah, antara jam kerja dengan waktu tidur dan kelayapan sering kacau. Pada saat seharusnya kerja malah molor, sementara giliran harus istirahat masih kelayapan kesana kemari. Kalaupun melek di rumah, bukannya kerja tapi lebih banyak nongkrong di depan TV.

Disiplin adalah kunci utama keberhasilan. Jangan biarkan suasana rumah membuat Anda tidak disiplin.


PREV - MENGAWALI BISNIS - NEXT