Sumber foto: androo2.blogspot.com
Pada dasarnya kolam bambu dan kolam knockdown adalah kolam terpal juga, seperti halnya terpal yang digelar dicekungan tanah. Hanya bahan konstruksinya saja yang berbeda. Kolam knockdown biasanya memakai struktur utama pipa besi dan kawat kasa ayam sebagai penopang terpal, sementara kolam bambu menggunakan tiang pancang dan bilah bambu.
Kolam bambu banyak digunakan oleh pembudidaya belut di Solo dan Yogyakarta. Dibanding kolam semen, investasi kolam bambu relatif lebih murah. Disamping itu, rata-rata kuat bertahan sampai tiga kali pakai.
Kolam bambu dibangun di atas permukaan tanah, dengan dinding kolam setinggi 1 meter. Masing-masing sisi kolam ditopang oleh beberapa tiang pancang bambu. Jumlah tiang pancang tiap sisi tergantung pada ukuran bambu dan luas kolam. Untuk bambu ukuran besar (diameter 10 cm atau lebih), jarak antara tiang pancang satu dengan yang lain bisa dibuat sampai 1,5 meter. Untuk bambu ukuran kecil atau kolam ukuran besar, sebaiknya jarak antar tiang pancang tidak lebih dari 1 meter.
Supaya tidak terjadi pemborosan terpal atau jangan sampai harus menyambung terpal, ukuran kolam disesuaikan dengan ukuran terpal. Panjang (lebar) kolam = Panjang (lebar) terpal-2. Jadi, terpal ukuran 6 x 5 meter bisa digunakan untuk membuat kolam bambu ukuran 4 x 3 meter. Tanpa harus memotong terpal, masing-masing 1 meter sisanya digunakan sebagai penutup dinding kolam setinggi 1 meter.
Di bawah ini ilustrasi penempatan tiang pancang untuk kolam ukuran 4 x 3 meter.
Jumlah tiang 14 batang, dengan panjang masing-masing 140 cm. 100 cm sebagai penopang dinding kolam, sisanya ditanam di tanah.
Supaya awet, tiang pancang sebaiknya dioles oli terlebih dahulu. Bisa seluruhnya, boleh juga hanya setinggi 50 cm pada bagian bawah saja, untuk mencegah serangan rayap.
Bilah bilah bambu dipasang mendatar pada tiang pancang. Sebelum dipasang bilah sebaiknya digosok sampai halus, untuk menghindari resiko terpal robek akibat tekanan air dan sering bergesekan dengan bilah.
Supaya terpal lebih kuat menahan tekanan air, sebaiknya untuk dinding setinggi 1 meter digunakan 11 – 12 bilah bambu. Semakin ke bawah, jarak antar bilah dibuat semakin rapat, karena semakin dekat dasar kolam tekanan air juga semakin besar.
Setelah struktur penopang terpal selesai terpasang seluruhnya, sekarang giliran memasang terpal. Supaya lebih mudah mengikat terpal, sebaiknya gunakan terpal yang memiliki cincin lobang pada setiap sisinya. Ikatkan lobang itu menggunakan tali ke bilah bambu atau tiang pancang.
Terakhir, jangan lupa memasang saluran pelimpah. Paling mudah, gunakan pipa paralon. Dulu saya memakai pipa diameter 1 inchi, diletakkan sedikit di bawah bibir kolam, disesuaikan dengan tinggi permukaan air dan media, supaya tidak perlu membuat lobang pada terpal. Tapi saat hujan lebat, beberapa belut ternyata lolos keluar lewat celah terpal yang melorot. Akhirnya terpaksa terpal dibolong, lobang keluarnya memakai shok drat luar dan dalam untuk paralon. Ujung bagian dalam di tutup lalu diberi lobang kecil-kecil. Supaya bagian terpal yang dibolong tidak mudah robek, pada bagian itu dilapis plastik tebal berbentuk piringan yang diberi lobang, lalu di lem pada terpal.
Seandainya kolam dibangun di tempat terbuka, maka untuk mencegah terpaan sinar matahari secara langsung, di atas kolam sebaiknya diberi pelindung dari paranet.
Untuk kolam berukuran lebih kecil (sekitar 3 x 1 meter), bisa menggunakan kerangka pipa leding dan anyaman kawat. Jenis kolam ini disebut knock down karena relatif lebih gampang dibongkar pasang ketimbang kolam bambu. Hanya saja, kolam knock down membutuhkan investasi jauh lebih mahal, tidak sebanding dengan daya tampungnya.
Saya sendiri lebih suka kolam terpal konvensional, dengan menggelar terpal pada lubang galian di tanah. Lebih awet. Kolam di atas permukaan rawan jebol. Selain akibat tekanan media dan air yang besar, terutama pada sisi dekat dasar kolam, cakaran kucing dan patokan ayam juga turut andil membuat terpal gampang bolong.
Untuk membangun kolam tanam dengan kedalaman 1 meter, tanah cukup digali sedalam 50 sentimeter. 50 senti sisanya diperoleh dengan cara menimbun tanah hasil galian di sekeliling kolam. Dengan demikian, bibir kolam berada 50 sentimeter diatas permukaan tanah.
Sebelum terpal dibentangkan, di atas tanah asli pada dasar kolam diberi sekam terlebih dahulu kurang lebih setinggi 10 sentimeter, sebagai alas supaya terpal tidak mudah robek. Sedang bagian terpal yang menutup tanah timbunan di bibir kolam di tindih menggunakan batako, supaya lebih tahan terhadap tiupan angin.
PREV - BUDIDAYA BELUT- NEXT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar