Semasa saya masih punya kios kelontong, ibu saya selalu
membayar apapun yang diambil, sesuai dengan harga jual. Tidak pernah sekalipun
mau menerima discount.
Pada mulanya saya merasa aneh. Saya membeli dagangan
menggunakan modal yang saya dapat dari ibu, lalu ketika ibu saya membutuhkan,
beliau masih harus membayar lagi. Tidak masuk akal.
Tapi kurang dari tiga bulan kemudian saya menjadi paham
mengapa harus begitu, ketika tiba-tiba saya sadar persediaan barang dagangan
semakin menipis, sementara uang tunai hanya tersisa dalam hitungan receh. Lebih
konyol lagi, pada hari itu ada dua hutang kepada supplier yang jatuh tempo.
Kemana perginya uang saya? Perasaan akhir bulan lalu saya
masih pegang duit "banyak".
Saya sempat mencurigai pegawai kios dan bahkan partner
bisnis saya. Untungnya, sebelum terlanjur menuduh saya bicara dulu dengan ibu.
Di akhir diskusi yang hanya berlangsung beberapa menit itu
saya menjadi sangat malu ketika mengetahui bahwa malingnya adalah saya sendiri.
Hampir kepada setiap kenalan yang berbelanja saya memberi
harga khusus. Saya juga menyuguhkan snack dan teh botol kepada siapapun yang
bertandang ke kios. Potongan harganya tidak seberapa, harga snack dan teh
botolnya tidak mahal, tapi karena keuntungan riil yang saya dapat setiap
harinya masih sebatas recehan, akhirnya tekor juga.
Sebelumnya saya tidak pernah menyangka modal saya bakal
tergerus. Hasil penjualan yang saya dapat setiap hari lumayan besar dibanding
harga snack dan teh botol yang saya ambil. Tapi saya khilaf telah menganggap
hasil penjualan sebagai pengasilan. Saya lupa bahwa sebagian besar dari uang
yang saya peroleh setiap hari sebenarnya adalah milik para supplier, sementara
bagian saya sendiri hanya kecil, itupun masih harus dipotong untuk membayar
biaya operasional kios.
Saya sangat beruntung, pada pelajaran pertama itu masih ada ibu yang bisa jadi bumper. Cuma
sayang, pelajarannya belum cukup membuat saya mengerti benar.
Meskipun saya tidak lagi obral discount, dan membayar semua barang
yang saya ambil. Tapi saya membayar menggunakan uang hasil penjualan
hari sebelumnya yang sengaja saya sisihkan untuk keperluan pribadi. Sebenarnya tidak salah mengambil upah untuk diri sendiri, cuma masalahnya,
saya tidak pernah berusaha mencari tahu apakah jumlah yang saya sisihkan itu
sepadan dengan keuntungan yang saya peroleh atau tidak.
Ketika omset semakin besar, keuntungan juga bertambah. Tapi
saya tidak pernah memikirkan kemungkinan bahwa biaya operasional juga
membengkak. Saat itu saya hanya melihat – secara harfiah memang seperti itu,
nominal uang yang saya peroleh setiap hari, terutama ketika terjadi akumulasi
kas akibat tidak tertib disetor ke bank.
Dengan jumlah uang "begitu besar" saya kemudian
tidak merasa melakukan kesalahan ketika menggunakan "sebagian kecil"
untuk membeli mobil, nraktir teman atau melengkapi koleksi perangko saya.
Terutama ketika jumlah "uang yang datang" semakin besar karena saya
tidak lagi harus membayar tunai kepada supplier.
Suatu ketika, sebagian kecil dari uang yang berputar
terpaksa harus berhenti karena beberapa customer mengalami masalah finansial. Mestinya tidak terjadi apa-apa, karena volume
yang berputar masih jauh lebih besar. Faktanya, terjadi efek domino.
Karena saya tidak mengendalikan pengeluaran pribadi, maka volume kecil yang berhenti itu membuat perputaran usaha saya
secara keseluruhan terganggu. Lalu ketika saya mulai mengalami
kesulitan membayar hutang jangka pendek, secepat itu pula segalanya menjadi sangat gamblang, bahwa saya tidak memiliki apa-apa lagi selain hutang..
Saya masih beruntung, bisa "berhenti" sebelum
terlambat. Meskipun pada akhirnya hanya tersisa beberapa ratus
ribu saja, tapi saya lolos dari jeratan hutang.
Pelajaran pahit itu kemudian memaksa saya memisahkan uang
pribadi dengan uang perusahaan. Hanya dengan cara seperti itu saya mencegah
diri sendiri tanpa sengaja merampok harta perusahaan.
saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH BASKORO atas bantuannya saya bisa menang togel 4D sudah 2x berturut2 yaitu [ 6721/1305 ]..saya ingin berbagi cerita kepada semuanya bahwa saya ini cuma seorang perantau dan saya cuma bekerja sebagai pembantu,tentunya anda tau kalau pembantu itu gajinya tidak seberapa dan saya kepengen pulang kampung tapi gaji saya tidak cukup akhirnya saya coba pinjam keteman saya,dia pun juga tidak punya uang dan saya pindah lagi keteman yang lain dia pun juga tidak punya,,akhirnya teman saya memberikan nomor telpon MBAH BASKORO dan katanya ini paranormal sangat terkenal yang banyak membantu orang dalam mengatasi masalah,dengan penuh semangat saya langsun menghubungi MBAH BASKORO dan ALHAMDULILLAH saya diberikan anka yang benar-benar tembus dan berkat bantuan MBAH BASKORO saya sudah bisa berkumpul kembali dengan keluarga saya dikampung,,jika anda sangat membutuhkan bantuan..jangan anda ragu silahkan hubungi saja MBAH BASKORO di 085-217-344-419,,karna beliau meman benar-benar paranormal yang bisa dipercaya dan yang punya room terimah kasih banyak atas tumpangannya..
BalasHapus