Secara umum kita mengenal tiga jesnis belut, yaitu belut sawah (Monopterus Albus), belut rawa (Synbrancus Bengalensis) dan belut laut (Macrotema Caligans).
Belut bernafas dengan insang dan kulit tipis berlendir di dalam rongga mulutnya. Ukuran insang sangat kecil, dilengkapi dengan lubang yang menghubungkan insang dengan media di luar tubuh.
Insang digunakan untuk menghirup oksigen dari air, sementara saat berada di habitat lumpur dengan sedikit air dan miskin kandungan oksigen, belut menggunakan lipatan kulit di rongga mulutnya sebagai alat bantu pernafasan.
Belut termasuk hewan pemakan daging atau carnivora, dengan ciri-ciri:
- Hemat dalam memanfaatkan kalori, sehingga belut kuat bertahan hidup dalam lumpur tanpa asupan makan dalam jangka waktu lama dan tidak mengalami perubahan berat badan yang signifikan.
- Setiap satuan berat makanan yang dikonsumsi menghasilkan berat badan yang sebanding
- Alat pencernaan makanannya menggunakan sistem hormonal dan enzimase, sehingga belut mudah mencerna daging.
Sejak larva sampai fase belut muda, belut memangsa micro organisme seperti plankton, daphnia, larva serangga, berudu, dan ikan kecil. Setelah dewasa, belut makan binatang yang lebih besar, antara lain benih ikan, serangga besar, keong sawah, belatung, atau yuyu.
Secara biologis belut termasuk hewan hermaprodit protogini, atau mengalami perubahan kelamin dari fase betina ke fase jantan, atau sebaliknya.
Ketika muda belut berkelamin betina, namun setelah berumur lebih dari 9 bulan akan mengalami perubahan kelamin menjadi jantan. Dan dalam kondisi tertentu, ketika populasi belut betina hanya sedikit, belut jantan bisa berubah kembali menjadi betina.
Secara fisik, kelamin belut bisa dilihat dari panjang tubuh dan warna kulit. Belut betina rata-rata memiliki panjang kurangdari 40 cm, berwarna kulit lebih cerah, sementara belut jantan memiliki panjang lebih dari 40 cm, dengan warna kulit lebih gelap.
Pada masa transisi dan setelah menjadi jantan, belut akan menjadi lebih agresif dan ganas. Tidak jarang menjadi kanibal dan memangsa sesamanya.
Secara anatomi, kelenjar kelamin (gonad) belut memiliki ovarium sekaligus testis. Ovarium berjumlah sepasang, terletak memanjang di dalam rongga badan, di sebelah kiri dan kanan gelembung renag. Sedang testis terletak di bawah gelembung renang.
Pada belut, sel ovarium berkembang terlebih dahulu, sehingga belut muda berkelamin betina. Setelah berumur 9 bulan, fungsi jaringan ovarium mengalami reduksi, digantikan oleh jaringan testis.
Tidak semua induk belut mencapai kematangan gonad. rata-rata hanya 50 persen saja dari seluruh induk dalam satu populasi.
Belut berkembangbiak sekali dalam setahun. Masa perkawinannya sangat panjang, dimulai dari awal musim hujan sampai awal musim kemarau. Di Indonesia kira-kira 5 sampai 7 bulan.
Proses perkawinan biasanya terjadi di tempat yang lebih dangkal. Belut jantan membuat lubang berbentuk “U”. Perkembang biakan belut diawali dengan proses pemijahan yasng terjadi diluar tubuh induk betina (fertilisasi eksternal). Telur dikeluarkan pada saat pemijahan terjadi. Selanjutnya, telur yang sudah dibuahi diletakkan di bawah permukaan air, terlihat seperti buih.
Telur akan menetas dalam jangka waktu antara 10 sampai 12 hari. Ketika baru menetas, anak belut berwarna kuning, dan lambat laun berubah menjadi kecoklatan.
Anak-anak yang baru menetas diasuh oleh induk jantan sampai berumur 2 minggu. Selebihnya, anak-anak meninggalkan sarang dan mencari makan sendiri di tempat lain.
Habitat Belut:
Secara umum belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesufik. Habitat belut bisa di mana saja, meliputi air tawar, air payau hingga perairan asin dengan kondisi berlumpur dan kedalaman kurang dari 150 cm.
Sebagai binatang malam (nocturnal), belut menyukai tempat yang lembab, berair dan terlindung dari sinar matahari, tapi dalam keadaan terpaksa, belut mampu bertahan hidup sampai berbulan-bulan dilingkungan kurang air.
Biasanya seumur hidup belut hanya satu kali membuat lubang sebagai sarang. Jika tidak terusik, belut tidak meninggalkan sarang, kecuali setelah dewasa dan berubah kelamin menjadi jantan, belut akan mempersiapkan lubang baru sebagai tempat pemijahan.
Secara biologis belut termasuk hewan hermaprodit protogini, atau mengalami perubahan kelamin dari fase betina ke fase jantan, atau sebaliknya.
Ketika muda belut berkelamin betina, namun setelah berumur lebih dari 9 bulan akan mengalami perubahan kelamin menjadi jantan. Dan dalam kondisi tertentu, ketika populasi belut betina hanya sedikit, belut jantan bisa berubah kembali menjadi betina.
Secara fisik, kelamin belut bisa dilihat dari panjang tubuh dan warna kulit. Belut betina rata-rata memiliki panjang kurangdari 40 cm, berwarna kulit lebih cerah, sementara belut jantan memiliki panjang lebih dari 40 cm, dengan warna kulit lebih gelap.
Pada masa transisi dan setelah menjadi jantan, belut akan menjadi lebih agresif dan ganas. Tidak jarang menjadi kanibal dan memangsa sesamanya.
Secara anatomi, kelenjar kelamin (gonad) belut memiliki ovarium sekaligus testis. Ovarium berjumlah sepasang, terletak memanjang di dalam rongga badan, di sebelah kiri dan kanan gelembung renag. Sedang testis terletak di bawah gelembung renang.
Pada belut, sel ovarium berkembang terlebih dahulu, sehingga belut muda berkelamin betina. Setelah berumur 9 bulan, fungsi jaringan ovarium mengalami reduksi, digantikan oleh jaringan testis.
Tidak semua induk belut mencapai kematangan gonad. rata-rata hanya 50 persen saja dari seluruh induk dalam satu populasi.
Belut berkembangbiak sekali dalam setahun. Masa perkawinannya sangat panjang, dimulai dari awal musim hujan sampai awal musim kemarau. Di Indonesia kira-kira 5 sampai 7 bulan.
Proses perkawinan biasanya terjadi di tempat yang lebih dangkal. Belut jantan membuat lubang berbentuk “U”. Perkembang biakan belut diawali dengan proses pemijahan yasng terjadi diluar tubuh induk betina (fertilisasi eksternal). Telur dikeluarkan pada saat pemijahan terjadi. Selanjutnya, telur yang sudah dibuahi diletakkan di bawah permukaan air, terlihat seperti buih.
Telur akan menetas dalam jangka waktu antara 10 sampai 12 hari. Ketika baru menetas, anak belut berwarna kuning, dan lambat laun berubah menjadi kecoklatan.
Anak-anak yang baru menetas diasuh oleh induk jantan sampai berumur 2 minggu. Selebihnya, anak-anak meninggalkan sarang dan mencari makan sendiri di tempat lain.
Habitat Belut:
Secara umum belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesufik. Habitat belut bisa di mana saja, meliputi air tawar, air payau hingga perairan asin dengan kondisi berlumpur dan kedalaman kurang dari 150 cm.
Sebagai binatang malam (nocturnal), belut menyukai tempat yang lembab, berair dan terlindung dari sinar matahari, tapi dalam keadaan terpaksa, belut mampu bertahan hidup sampai berbulan-bulan dilingkungan kurang air.
Biasanya seumur hidup belut hanya satu kali membuat lubang sebagai sarang. Jika tidak terusik, belut tidak meninggalkan sarang, kecuali setelah dewasa dan berubah kelamin menjadi jantan, belut akan mempersiapkan lubang baru sebagai tempat pemijahan.
PREV - BUDIDAYA BELUT- NEXT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar